From Blogging, to Sharing

Responsive Ads Here

Minggu, 28 Januari 2018

4 Cara Sederhana Agar Anak Dapat Terhindar Dari Pengaruh Buruk Games

4 Cara Sederhana Agar Anak Dapat Terhindari Dari Pengaruh Buruk Games - Suwoko Blogo

Sumber gambar: ©huffingtonpost.com

Ilustrasi Bermain Games.



Suwoko Blog - Unsur kekerasan dalam sebuah Video Game, memang sering kali menjadikan permainan modern yang satu ini mengalami tudingan buruk di mata masyarakat. Apalagi saat ini unsur adegan dewasa kerap ditampilkan juga secara gamblang, contohnya game Grand Theft Auto: San Andreas.



Menanggapi hal tersebut, tentu di mata masyarakat umum, game adalah sebuah permainan yang merusak moral.



Alhasil, banyak orang tua yang kemudian melarang anak-anaknya untuk bermain Video Game. Namun, apakah langkah ini termasuk hal yang benar?



Faktanya, hal ini malah langkah yang kurang tepat loh. Menyuruh anak untuk berhenti bermain games secara keras, malah akan membuat si anak makin kecanduan.



Mengapa? Jawabannya simpel sekali. Coba kita ibaratkan games ini adalah sebuah narkoba misalnya (karena sama-sama membuat candu penggunanya). Padahal, pemerintah secara jelas melarang penggunaan dari obat terlarang itu, bahkan hukumannya pun tidak main-main, yakni hukuman mati. Namun, apakah para pecandu narkoba. Apakah mereka jera, atau takut? Malah sebaliknya, penggunanya kian bertambah.



Begitu pula jika Anda (para orang tua), melarang secara keras anak Anda. Bukannya si anak akan berhenti, malahan mereka makin tertantang untuk melanggar aturan yang Anda buat.



Jadi, bagaimana dong caranya agar si anak terbebas dari pengaruh buruk Video Games?



Tepat sekali jika Anda membaca artikel ini, karena saya akan mengupas sedikit tips agar si anak bisa mendapatkan hal positif dari games.



Berikut ulasannya.



1. Awasi Anak Anda Ketika Sedang Bermain Games, dan Bimbing.



Mengawasi anak ketika sedang bermain game adalah cara pertama yang dapat Anda lakukan. Namun, bagi sebagian orang tua, hal ini cukup merepotkan apalagi jika Anda adalah orang yang suka bekerja tanpa mengenal waktu.



Namun, bukan berarti Anda boleh mengabaikan cara ini dengan alasan di atas. Coba, luangkan waktu Anda meski hanya satu jam demi mengawasi kegiatan bermain games anak Anda. Mengingat beberapa judul game penuh dengan aksi kekerasan dan adegan dewasa.



Selain hanya mengawasi saja, ada baiknya Anda menerangkan sedikit tentang game yang sedang dimainkan. Anda dapat menjelaskan kalau game itu tidak nyata, jadi seluruh adegan itu tidak boleh dilakukan (katakan seperti itu jika gamenya bertema petualangan atau adegan perkelahian).



2. Bermain Games Sesuai Umur.



Mungkin sebagian orang tidak tahu kalau sebuah games itu memiliki batasan umur. Entah itu game lawas jenis konsol maupun game untuk handphone, pastinya memiliki batas umur yang boleh memainkan.



Jika di perangkat Android,di Play Store Anda dapat melihat umur yang dapat memainkannya di bawah judul. Untuk game-game ringan biasanya bertulis 13+.



Namun, jika game yang dimainkan anak Anda adalau jenis konsol (macam PlayStation atau dari produk Nintendo). Anda dapat melihat label umurnya pada pojokan cover kaset. Yang paling umum adalah E (Everyone), T (Teen), A (Adult), dan M (Mature).



Akan tetapi, Anda harus berhati-hati. Karena rating ESRB ini biasanya diubah oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.



3. Batasi Waktu Bermain Games.



Membatasi anak untuk bermain games juga termasuk cara yang bagus. Misalkan, Anda dapat memberi anak waktu bermain hanya satu jam, atau mungkin hanya untuk hari minggu saja.



Saya yakin, dengan cara pendekatan yang lebih baik dan tidak terkesan memaksa, anak akan menurut.



4. Carikan kegiatan Lain Jika perlu.



Mungkin cara terakhir ini rada aneh. Ya, meski begitu, cara nomor 4 ini dapat membantu cara nomor 3 di atas.



Anda dapat memilih aktivitas mengaji (jika anak Anda seorang muslim), atau bahkan mungkin kegiatan belajar kelompok dan bermain bersama teman.



Ingatkan kepada anak untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain dan tidak melulu berpikir tentang Video Game saja.



Tentu saja, keempat cara di atas sangat sulit jikalau anak Anda sudah kecanduan dengan yang namanya Games. Namun, jangan putus asa. Dengan perlahan dan memakai cara yang lebih halus supaya dapat diterima anak, tentu saja pasti akan berhasil.



Semoga saja, cara yang saya sampaikan di atas dapat bermanfaat. Amin :)



Penulis: Suwoko Saiyan

(Blitar, Minggu, 28 Januari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar