From Blogging, to Sharing

Responsive Ads Here

Senin, 30 Oktober 2017

Sekolah Saja Tidak Cukup! Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Juga Penting

Sekolah Saja Tidak Cukup! Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Juga Penting

source images: keluarga.com

Sekolah Saja Tidak Cukup! Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Juga Penting.

Suwoko Blog - Mungkin terdengar seperti menegaskan kalau kepintaran bukan segalanya. Nilai akademis yang membanggakan kadang tak sejalan apabila tak diimbangi dengan perilaku yang baik.


Dewasa ini, banyak sekali Orang tua yang berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya sebaik mungkin. Dengan biaya yang tak sedikit pastinya, kadang sekolah umum saja tidak cukup. Anak biasanya dipaksa untuk belajar ilmu pengetahuan secara 'berlebihan'. Bagaimana tidak, waktu yang sebenarnya baik bagi anak untuk bermain dengan teman sebaya, malah digunakan untuk belajar dengan les privat.


Memang, belajar ilmu pengetahuan itu sangat penting bagi masa depan si anak. Namun, di sisi lain, sifat egois Orang tua tersebut dalam mendidik anaknya yang terbilang 'tidak wajar' membuat cara berpikir anak pun jadi berpengaruh.


Benar, jika belajar ilmu pengetahuan dapat membuat si anak pintar. Nilai akademis yang memuaskan mungkin akan menyambut Orang Tua dengan hangat. Akan tetapi beda jurusan jika peran belajar di sini berlebihan.


Pendidikan moral yang seharusnya dijunjung tinggi, malah akhirnya teledor akibat dilupakan. Akibatnya berdampak pada perilaku anak ketika beranjak dewasa nantinya. Lalu, apakah sebenarnya hal-hal yang patut diajarkan dan diamalkan?


Adalah berikut, beberapa pendidikan moral dasar yang sebaiknya mulai diajarkan kepada anak di usia dini.


1. Pendidikan Religius

Poin pertama ini terdengar sangat sakral. Dan memang benar, mengajarkan ilmu agama pada anak sejak dini itu sangat penting. Selain mengajarkan anak untuk menjadi orang yang soleh, dalam pendidikan agama banyak pelajaran-pelajaran yang menjadi acuan kebaikan.


2. Kejujuran

Dewasa ini, kejujuran seakan menjadi barang yang sangat langka. Hanya sepersekian persen saja manusia yang masih mau jujur. Maka dari itu, ayo tanamkan kejujuran pada 'bibit-bibit' masa depan ini, agar di masa dewasa akan dipandang sebagai orang yang dapat dipercaya.


3. Rasa Tanggung Jawab

Selain kejujuran, tanpa dukungan sifat bertanggung jawab, rasanya mungkin akan aneh. Meski pun seseorang berkata jujur, tetapi ia tak mau bertanggung jawab, itu sama saja dengan BOHONG!


Sifat bertanggung jawab merupakan pondasi kedua setelah kejujuran. Jadikanlah anak untuk berperilaku tanggung jawab.


4. Rendah Hati

Siapa orang yang suka dengan manusia yang sombong. Pasti tidak ada! Sombong adalah sifat setan, dan setan adalah lambang dari keburukan. Apakah Orang tua ingin anaknya menjadi seorang yang sombong? Tentu tidak, bukan.


Kita balik lagi saja ke topik utama, tentang pendidikan ilmu pengetahuan. Apakah orang yang pintar tidak akan pernah sombong? Jika mungkin ia tidak pernah diajari yang namanya sifat rendah diri, mungkin jawabanya: iya.


Ingat! Banyak orang yang membenci sifat sombong lagi dengki. Sebaiknya hindari sifat ini, dan tanamkan sikap rendah hati pada anak sejak usia dini.


5. Pekerja Keras

Jika anda pernah tinggal atau setidaknya mengerti sediki tentang orang-orang Jepang, apa yang terlintas di pikiran anda? Aneh? Ya, benar tapi kurang tepat. Jika anda lebih teliti lagi, orang Jepang merupakan orang yang memiliki sifat pekerja keras. Mereka dituntut untuk bekerja ekstra setiap harinya. Dan apabila ada orang Jepang meilhat anda malas, siap-siap saja kena cibiran. Karena orang Jepang sangat membenci pemalas.


Kita ambil sedikit saja contoh dari penjelasan di atas. Sifat pekerja keras merupakan sifat yang harus diterapkan manusia. Tidak ada manusia yang menyukai manusia lain yang pemalas. Jadi, tanamkan pada anak perilaku yang satu ini sejak dini. Agar nantinya jika sudah beranjak dewasa, tidak hanya menjadi beban hidup.


6. Penolong

Sikap dermawan adalah sikap yang mulia. Memberi dengan ikhlas kepada sesama yang membutuhkan, merupakan sedikit contoh sifat Penolong.


Menolong tak melulu soal memberi, membantu orang lain yang sedang kesusahan juga termasuk menolong. Seperti contoh: Jikalau melihat orang kecelakaan, sebagai orang yang berbudi, kita diwajibkan membantu sebisanya asal ikhlas.


Keuntungan dari membantu atau menolong sesama itu banyak, seperti suata saat nanti disaat kita membutuhkan bantuan, setidaknya masih ada orang yang peduli dan membantu.


Maka dari itu sifat penolong juga tak kalah pentingnya dari ke-5 poin di atas tadi.


Tentu saja, peran Orang tua dalam memberikan pendidikan moral seperti di atas wajib dilakukan. Meski di sekolah formal juga sering diajarkan pendidikan moral tersebut, tak menutup kemungkinan kalau si anak hanya mendengarnya di teliga kanan dan amblas begitu saja keluar lewat telinga kiri. Jadi, hanya satu banding seratus saja yang mampu menerima arahan dari guru pembimbing di sekolah.


Maka dari itu, Orang tua lah yang bertanggung jawab penuh dalam mendidik sang buah hati sedini mungkin. Jika menanamkan kebaikan, pasti menumbuhkan kebaikan pula. Tapi, jika sedari kecil saja sudah teledor soal urusan pendidikan moral, bukan tidak mungkin kelak akan mendapatkan hasil mengecewakan.


Namun, yang perlu digaris bawahi adalah: Selain mengajarkan kepada anak. Ada baiknya Orang tua juga memberikan contohnya. Karena, mengarahkan saja tanpa adanya bimbingan secara langsung, itu sama saja bohong. jadi, selain mengajarkan lewat lisan, sebaiknya Orang tua juga memberi contohnya.


Apalagi kita yang tinggal di Indonesia, terkenal dengan adat ketimuran yang terkesan sopan nan santun. Menanamkan nilai-nilai moral kebaikan bisa menjadi hal yang patut dilakukan, mengingat sekarang banyak anak-anak bangsa yang mulai terkikis oleh adat kebarat-baratan.


Semoga artikel ringan ini dapat menyadarkan para Orang tua di seluruh Indonesia tercinta ini, Amiin.


Penulis: Suwoko Saiyan


Source: ZonaFan Stories Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar